Kamis, 12 Juni 2008

Pengacara 13 Marinir Anggap Tuntutan Oditur Berat

Surabaya, 11/6 (ANTARA) - Penasehat hukum 13 Marinir menganggap tuntutan oditur militer terhadap kliennya dalam kasus Alastlogo di persidangan Pengadilan Militer (Dilmil) Surabaya, Rabu terlalu berat.
"Tuntutan itu terlalu berat karena unsur kesengajaannya dalam peristiwa itu tidak ada," kata Letkol Laut (KH) Anton Y, SH, salah seorang penasehat hukum 13 Marinir seusai persidangan yang berlangsung hingga malam hari.
Marianus, SH, penasehat hukum lainnya mengatakan bahwa pihaknya akan menyusun pembelaan yang menunjukkan bahwa kata-kata oditur bahwa ke-13 Marinir itu terbukti dan meyakinkan melakukan sebagaimana yang dituduhkan oleh oditur tidak benar.
"Karena itu kami menilai bahwa tuntutan seperti itu sangat tidak berlasan," katanya.
Pernyataan berbeda disampaikan oleh Nuwajin, salah seorang warga Alastlogo, Kecamatan Lekok, Pasuruan yang datang pada persidangan itu bersama dengan warga lainnya.
"Saya sangat kecewa dan tidak puas. Ini kan pembunuhan dengan sengaja dan korban yang mati serta luka-luka banyak, masak cuma dituntut ringan seperti itu," kata lelaki yang saat itu menggunakan baju hitam tersebut.
Menurut dia, seharusnya tuntutan dan hukuman yang cocok buat para terdakwa adalah hukuman di atas 10 tahun atau seumur hidup. Karena itu ia mempertanyakan akan mencari keadilan dimana kalau pengadilan militer tidak bisa diandalkan.
"Kami minta tolong lembaga-lembaga bantuan hukum yang ada agar membantu kami dalam mencari keadilan ini," katanya.
Ketua Majelis Hakim, Letkol (CHK) Yan Ahmad Mulyana mengingatkan para terdakwa dan penasehat hukumnya bahwa yang disampaikan oditur itu baru tuntutan. Para terdakwa diminta bermusyawarah dengan penasehat hukum dalam menyusun pembelaan.
Penasehat hukum Marinir saat itu meminta waktu tiga pekan untuk menyusun duplik atau pembelaan atas tuntutan oditur. Waktu selama itu diperlukan karena tuntutan oditur dinilai sangat berat sehingga pihaknya juga perlu waktu lama.
Awalnya majelis hakim agak keberatan dengan permintaan penasehat hukum Marinir untuk pembacaan pembelaan yang akan dilaksanakan, Rabu, 2 Juli 2008, namun setelah permintaan diulangi, akhirnya disetujui.

Komandan Tim 13 Marinir dituntut Pecat

Surabaya, 11/6 (ANTARA) - Komandan Tim 13 Marinir yang menjadi terdakwa dalam kasus penembakan Alastlogo, Pasuruan, Lettu (Mar) Budi Santoso dituntut paling berat, yakni empat tahun tiga bulan dan dipecat dari keanggotaan militer.
Tuntutan itu disampaikan Oditur Militer (Odmil) dalam persidangan cukup panjang dari puklul 10.300 hingga pukul 18.30 di Pengadilan Militer (Dilmil) III-2, Surabaya, Rabu yang dipimpin oleh Letkol (CHK) Yan Ahmad Mulyana.
Sementara itu 12 Marinir lainnya dituntut lebih ringan, namun beratnya bervariasi. Dari 12 Marinir itu, Koptu Moh Suratno dituntut tiga tahun dan Pratu Suyanto tiga tahun enam bulan serta sama-sama dituntut pecat dari anggota militer.
Ke-10 terdakwa lainnya sama-sama dituntut dua tahun enam bulan tanpa tuntutan dipecat dari keanggotaan militer. Lettu Budi dituntut paling berat karena dianggap paling bertanggung jawab dalam kasus yang menewaskan empat orang dan delapan luka itu.
Lettu Budi juga dianggap menyalahi perintah atasan, yakni Wakil Komandan Puslatpur Grati, Mayor (Mar) Husni Soekarwo dan Pasi Ops Pulatpur Grati, Mayor (Mar) Bakri yang sebelum patroli, 30 Mei 2007 berpesan agar mereka menghindari bentrok fisik dengan warga.
Selain dikenai pasal 170 KUHP yang menyebabkan orang lain meninggal dan luka-luka, Lettu Budi juga dikenai KUHP Militer sehingga hukumannya lebih berat.
Budi dianggap tidak mampu mengendalikan anak buahnya saat kejadian, sehingga ke-12 anak buahnya emosional menghadapi warga. Karena itu oditur menganggap bahwa Budi tidak layak lagi menjadi anggota militer.
Odmil yang dipimpin Letkol (CHK) Agung Iswanto menyampaikan bahwa yang memberatkan para terdakwa adalah, mereka emosi saat menghadapi warga dan mereka ingin membuktikan bahwa senjata yang mereka bawa betul-betul peluru tajam.
"Khusus terdakwa satu sebagai komandan tim, lebih memilih bertahan dan tidak mundur menghadapi warga karena beranggapan bahwa secara mental warga akan merasa menang," kata oditur.
Hal lain yang memberatkan terdakwa adalah, sebagai aparat negara mereka tidak melindungi rakyat, melanggar sendi-sendi TNI yang menuntut agar tidak sekali-kali menyakiti hati rakyat dan merusak citra TNI AL, khususnya Marinir.
Khusus terdakwa Koptu Moh Suratno dituntut lebih berat dari rekan lainnya karena saat itu, langsung menggunakan peluru tajam yang seharusnya peluru karet, sedangkan Pratu Suyanto dianggap terbukti peluru dari senjatanya telah melukai warga bernama Khairil Anwar.
"Yang meringankan para terdakwa adalah, mereka belum pernah dihukum dalam kasus pidana," kata oditur.
Selain menyampaikan tuntutan itu, oditur juga meminta agar majelis hakim memerintahkan terdakwa ditahan. Para terdakwa juga dituntut membayar biaya perkara, antara Rp7.500 hingga Rp15.000.

13 Marinir dituntut 2-4 Tahun Lebih

Surabaya, 11/6 (ANTARA) - Sebanyak 13 marinir terdakwa penembakan yang menyebabkan empat warga Alastlogo, Lekok, Pasuruan, tewas, dituntut hukuman penjara dua tahun enam bulan hingga empat tahun tiga bulan di Pengadilan Militer Surabaya, Rabu sore.
Oditur Militer (Odmil) yang dipimpin Letkol (CHK) Agung Iswanto itu menyimpulkan bahwa para terdakwa telah menghilangkan nyawa orang lain dan delapan orang lainnya luka-luka pada peristiwa yang terjadi pada 30 Mei 2007 itu.
Sidang dengan agenda tunggal pembacaan tuntutan yang dipimpin oleh Letkol (CHK) Yan Ahmad Mulyana itu juga dihadiri sejumlah warga Alastlogo.***3***

34 Kapal Perang Bergerak ke Lokasi Latgab TNI

Surabaya, 10/6 (ANTARA) - Sebanyak 34 kapal perang TNI AL dengan kekuatan 13.000 lebih pasukan dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Rabu bergerak menuju sasaran latihan gabungan (Latgab) TNI 2008 di Sangata, Kaltim.
Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono memimpin gugus tugas pelayaran menuju lokasi latihan itu dengan markas di KRI Surabaya-591.
Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful menjelaskan, ke-34 kapal perang itu terdiri atas satu kapal selam sebagai unsur intai, 15 kapal fregat dan korvet, delapan kapal Landing Ship Tank (LST) sebagai unsur angkut.
"Selaian itu ada delapan kapal penyapu ranjau, kapal bantu dan kapal rumah sakit, serta dua kapal pendarat khusus," katanya.
Ia menjelaskan, dalam Latgab TNI 2008 ini, TNI AL juga mengerahkan tiga pesawat Cassa, dua helikopter Bell dan satu helikopter Bolcow. Sedangkan Korps Marinir dengan kekuatan personel sebanyak 3.735 pasukan mengerahkan 20 tank amfibi.
"Marinir juga mengerahkan 35 panser intai amfibi (Pansam), 10 kendaraan angkut amfibi (Kapa), 32 perahu karet, empat Meriam Howizer 120 mm, empat unit Kendaraan Roket 40 laras RM-70 Grad, tiga Unit kendaraan penghancur Tetra," katanya.
Dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim juga menurunkan enam tim personel termasuk dua tim penyelam intai, dilengkapi dua unit Hovercraft, satu unit Combat Boat dan empat Sea Reader.
Menurut Kadispen, kekuatan TNI AL yang dilibatkan dalam Latgab TNI 2008 kali ini merupakan kekuatan terbesar dan terlengkap sejak Latgab TNI sebelumnya pada 1996 lalu.
"Selain jumlah kapal yang telibat jauh lebih banyak juga didukung dengan beberapa kapal kombatan yang dilengkapi dengan multi persenjataan terbarunya," ujarnya.
Sebelum diberangkatkan, ke lokasi, sejumlah pasukan elit TNI AL dari Kopaska membersihkan pangkalan kapal tersebut terlebih dahulu.
Satu persatu KRI itu mulai bergerak meninggalkan Koarmatim dengan membentuk formasi anti serangan ranjau laut dan serangan udara. Konvoi kapal perang keluar melewati Selat Madura didahului dengan unsur kapal penyapu ranjau, sedangkan didasar laut kapal selam KRI-Cakra-401 mengintai perjalanan konvoi itu.
Sementara kanan dan kiri konvoi dikawal dengan dua kapal fregat dan dua korvet jenis perusak kawal rudal (PKR).
"Gugus Tugas Laut Latgab TNI 2008 ini mengemban misi melaksanakan penyerbuan amfibi melalui operasi amfibi lewat laut untuk menguasai tumpuan pantai Sekerat, Sangatta yang disimulasikan telah dicaplok negara lain," kata Kadispen.
Pelaksanakaan penyerbuan amfibi itu akan disaksikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, anggota DPR RI, Panglima TNI, dan para Kepala Staf Angkatan dari atas kapal KRI dr Soeharso-990, 16 Juni 2008.

Selasa, 10 Juni 2008

Hadapi Latgab, 6.000 Prajurit TNI AL Istighotsah

Surabaya, 10/6 (ANTARA) - Sekitar 6.000 prajurit matra laut di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di Surabaya, Selasa menggelar doa bersama (istighotsah) menghadapi latihan gabungan (Latgab) TNI 2008.
Doa bersama itu dipimpin oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksda TNI Lili Supramono yang digelar di lapangan Ambalat sebagai bekal prajurit mengikuti latihan gabungan tersebut.
Menurut Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful, doa bersama tersebut dilakukan untuk memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah SWT agar latihan Gabungan TNI dapat berjalan lancar.
Seusai melaksanakan doa bersama, seluruh prajurit langsung bergerak menuju kapal-kapal perang yang tengah bersandar di dermaga-dermaga Koarmatim. Rencananya Selasa siang seluruh unsur kapal perang, baik dari unsur angkut tank maupun dari unsur kapal tempur bergerak menuju medan latihan tempur.
Sementara doa bersama itu dihadiri oleh Komandan Pasmar I, Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman, Komandan Lantamal V, Laksma TNI Arif Rudianto para asisten dan seluruh prajurit Marinir serta ABK KRI yang ada di Koarmatim yang terlibat Latgab.

Senin, 09 Juni 2008

Markas TNI AL "diserang" Dua Pesawat Hawk Musuh

Surabaya, 9/6 (ANTARA) - Menjelang keberangkatan kapal perangnya yang terlibat dalam gugus tugas latihan gabungan TNI 2008, markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di Surabaya, Senin disimulasikan diserang dua pesawat Hawk musuh.
Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful dalam siaran persnya yang diterima ANTARA menyebutkan bahwa "serangan" tersebut merupakan serial skenario Latgab TNI 2008 dan prajurit TNI itu sebelumnya tidak diberitahu.
"Rahasia serangan ini dilakukan guna melihat sejauh mana para prajurit TNI dapat mengatasi serangan kilat seperti itu dan semua itu adalah bagian dari Skenario Latgab TNI," katanya.
Ia menjelaskan, saat kesibukan embarkasi pasukan dan material tempur TNI sedang berjalan dibeberapa kapal perang yang sedang berada di pangkalan Koarmatim, tiba-tibadua pesawat musuh jenis Hawk melakukan penyerangan.
Penyerangan kedua pesawat tempur itu sempat merepotkan prajurit TNI AL, namun dengan kesigapan yang ada para prajurit tersebut melakukan serangan balasan melalui artileri pertahanan pangkalan, baik yang ada di darat maupun yang ada dikapal perang yang sedang sandar.
Dalam serangan itu disimulasikan, beberapa fasilitas pangkalan di Koarmatim rusak dan menimbulkan kebakaran hebat, namun hal itu dapat diatasi oleh dua unit mobil pemadam kebakaran yang bekerja dengan sigap memadamkan api kebakaran akibat serangan.***2***

Jumat, 06 Juni 2008

KRI Cakra Siapkan Torpedo SUT di LATGAB

Surabaya, 6/6 (ANTARA) - Kapal selam TNI AL, KRI Cakra di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jumat telah berhasil memasukkan delapan torpedo SUT yang siap ditembakkan dalam latihan gabungan (Latgab) TNI 2008.
Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful menjelaskan bahwa sebanyak 50 ABK dari kapal perang buatan Jerman Barat itu telah memasukkan senjata ampuhnya tersebut sejak Kamis (5/6).
"Torpedo SUT merupakan senjata strategis kapal selam dan menjadi momok bagi kapal atas air karena mempunyai daya hancur yang kuat. Dari bukti sejarah menunjukkan bahwa tidak ada kapal atas air yang selamat jika terkena torpedo ini," katanya.
Karena bisa menghancurkan dan menenggelamkan itu, katanya, maka torpedo SUT merupakan senjata nomor satu yang paling ditakuti dalam peperangan karena pergerakannya di dalam air sangat sulit dideteksi.
"Satu unit torpedo SUT kepala perang yang mempunyai panjang 6,5 meter itu mampu menghancurkan setiap kapal perang bahkan kapal induk sekalipun bila terkenak dengan torpedo ini pasti hancur," katanya.
KRI Cakra yang dikomandani Mayor Laut (P) Purwanto merupakan salah satu kapal perang TNI AL yang terlibat dalam Latgab TNI yang digelar 1 hingga 20 Juni 2008 dengan lokasi di Natuna, Batam (Kepri), Singkawang (Kalimantan Barat) dan di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur.
Menurut Kadispen, Latgab TNI yang melibatkan ribuan pasukan dan puluhan kapal perang itu direncanakan akan ditinjau oleh Presiden RI Sosilo Bambang Yudhoyono, beberapa mentri Kabinet Indonesia Bersatu dan anggota DPR RI.

Rabu, 04 Juni 2008

TNI AL Butuh Perwira Perencanaan Handal

Surabaya, 4/6 (ANTARA) - Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), Laksda TNI Edhi Nuswantoro mengemukakan bahwa di tengah kondisi keuangan negara seperti saat ini dibutuhkan perwira handal dalam perencanaan anggaran.
"Kini upaya efisiensi dan penghematan anggaran menjadi prioritas utama di setiap instansi pemerintah. Untuk itu dibutuhkan SDM handal guna membenahi administrasi dan anggaran," katanya pada pembukaan Kursus Perwira Perencanaan dan Anggaran (Susparengar) di Surabaya, Rabu.
Susparengar perdana yang diikuti 30 orang perwira menengah TNI AL itu akan berlangsung selama 3,5 bulan. Kursus ini bertujuan mendidik perwira agar mampu melaksanakan perencanaan anggaran di tingkat satuan kerja, komando utama dan staf Mabes TNI AL.
"Setelah menyelesaikan kursus ini diharapkan para perwira mampu melaksanakan penyusunan dan pengendalian di bidang perencanaan program dan anggaran serta pengumpulan dan pengolahan data berdasarkan prosedur dan aturan yang berlaku," katanya.
Selain itu, katanya, diharapkan mereka mengetahui sistem akuntansi dan keuangan serta administrasi dan prosedur pengadaan barang dan jasa.
Pada kesempatan itu ia juga mengemukakan bahwa pendidikan, baik dalam bentuk formal maupun nonformal yang diselenggarakan TNI AL pada hakikatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pola pembinaan personel secara menyeluruh dengan pembekalan ilmu pengetahuan serta pengembangan sikap dan kepribadian.
Melalui pendidikan, katanya, diharapkan dapat menghasilkan sosok prajurit TNI AL yang memiliki bekal ilmu pengetahuan, profesional, memiliki etika moral yang baik dan keberanian dalam pengambilan keputusan.
"Dalam organisasi militer, seorang perwira senantiasa memegang peranan sentral dan strategik karena di pundak perwira pola kepemimpinan dan manajerial akan mewarnai dinamika dan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi," ujarnya.
Sebagai seorang penyusun dan pengendali, kata dia, para perwira harus dapat menggunakan anggaran berdasarkan prinsip efektifitas dan efisiensi sesuai urutan prioritas.
"Menggunakan pagu anggaran yang dialokasikan harus sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas untuk setiap kegiatan, guna menghindari pergeseran dan penyimpangan anggaran,' katanya.

Senin, 02 Juni 2008

Kapal Tangker Triaksa-35 Distribusikan BBM Ilegal

KAPAL TANGKER TRIAKSA-35 DISTRIBUSIKAN BBM SECARA ILEGAL

Surabaya, 2/6 (ANTARA) - Kapal tangker Triaksa-35 yang ditangkap patroli TNI AL di sekitar perairan Ambalat, Jumat (23/5) atau sehari sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan BBM terindikasi kuat telah mendistribusikan BBM secara ilegal.
"Seharusnya 1.800 ton solar dan 1.000 ton premium itu tidak didistribusikan ke kapal lain di tengah laut, tapi ke tempat lain dan di tengah jalan sudah dikurangi," kata Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan, dari hasil pemeriksaan penyidik TNI AL dan tim inspektorat serta saksi ahli dari PT Pertamina ditemukan fakta, nakhoda dan ABK kapal itu telah mengalihakn sebagian BBM ke Tugboat Marisi-2 tanpa merusak segel dari Pertamina.
"Makanya di kapal itu ditemukan pipa-pisa besi berukuran antara lain panjang tujuh meter untuk memindahkan BBM tanpa merusak segel. Istilah yang populer, kapal itu kencing di tengah perjalanan," katanya.
Nakhoda dan muallim kapal tersebut mengaku pihaknya telah sering memindahkan BBM yang diangkutnya di tengah perjalanan. Meskipun demikian belum diketahui apakah praktek itu merupakan hasil kerjasama dengan pemilik BBM tersebut untuk mengambil keuntungan lebih banyak.
"Kami belum mengetahui apakah BBM yang telah diambil itu mau dibawa ke luar negeri atau tidak. Karena para nahkoda itu belum memberikan pengakuan secara lengkap. Mungkin karena takut dosa-dosanya diketahui oleh penyidik," katanya.
Selain itu tim penyidik juga menemukan fakta bahwa di kapal tangker itu ditemukan penimbunan solar di tangki satu sebelah kanan bungker yang seharusnya berisi minyak bakar diesel yang biasa digunakan oleh kapal-kapal asing.
"Tim penyidik di Lanal Balikpapan dan inspektorat PT Pertamina juga menemukan kejanggalan pada pemutar katub di kran pengisian atau pembuangan muatan yang berwarna kuning yang katubnya dapat dibuka tanpa merusak segel Pertamina," ujarnya.
Kadispen mengemukakan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan lebih detil karena sesuai pengakuannya, nahkoda dan muallim sudah sering melakukan praktek seperti itu.