Senin, 02 Juni 2008

Kapal Tangker Triaksa-35 Distribusikan BBM Ilegal

KAPAL TANGKER TRIAKSA-35 DISTRIBUSIKAN BBM SECARA ILEGAL

Surabaya, 2/6 (ANTARA) - Kapal tangker Triaksa-35 yang ditangkap patroli TNI AL di sekitar perairan Ambalat, Jumat (23/5) atau sehari sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan BBM terindikasi kuat telah mendistribusikan BBM secara ilegal.
"Seharusnya 1.800 ton solar dan 1.000 ton premium itu tidak didistribusikan ke kapal lain di tengah laut, tapi ke tempat lain dan di tengah jalan sudah dikurangi," kata Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan, dari hasil pemeriksaan penyidik TNI AL dan tim inspektorat serta saksi ahli dari PT Pertamina ditemukan fakta, nakhoda dan ABK kapal itu telah mengalihakn sebagian BBM ke Tugboat Marisi-2 tanpa merusak segel dari Pertamina.
"Makanya di kapal itu ditemukan pipa-pisa besi berukuran antara lain panjang tujuh meter untuk memindahkan BBM tanpa merusak segel. Istilah yang populer, kapal itu kencing di tengah perjalanan," katanya.
Nakhoda dan muallim kapal tersebut mengaku pihaknya telah sering memindahkan BBM yang diangkutnya di tengah perjalanan. Meskipun demikian belum diketahui apakah praktek itu merupakan hasil kerjasama dengan pemilik BBM tersebut untuk mengambil keuntungan lebih banyak.
"Kami belum mengetahui apakah BBM yang telah diambil itu mau dibawa ke luar negeri atau tidak. Karena para nahkoda itu belum memberikan pengakuan secara lengkap. Mungkin karena takut dosa-dosanya diketahui oleh penyidik," katanya.
Selain itu tim penyidik juga menemukan fakta bahwa di kapal tangker itu ditemukan penimbunan solar di tangki satu sebelah kanan bungker yang seharusnya berisi minyak bakar diesel yang biasa digunakan oleh kapal-kapal asing.
"Tim penyidik di Lanal Balikpapan dan inspektorat PT Pertamina juga menemukan kejanggalan pada pemutar katub di kran pengisian atau pembuangan muatan yang berwarna kuning yang katubnya dapat dibuka tanpa merusak segel Pertamina," ujarnya.
Kadispen mengemukakan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan lebih detil karena sesuai pengakuannya, nahkoda dan muallim sudah sering melakukan praktek seperti itu.

Tidak ada komentar: